Takalar, Majalah Pro.co.id --- Kesejahteraan tenaga pendidik sampai hari ini masih menjadi persoalan yang memiliki kompleksitas yang tinggi dan menjadi momok menakutkan bagi yang mau menekuni dunia pendidikan. Bukan hanya di jenjang pendidikan dasar dan menengah tetapi di tingkat perguruan tinggi khususnya swasta pun terjadi. Sebut saja profesi dosen yang notabene ikut dalam melahirkan dan mencetak generasi cerdas terkadang kesejahteraan mereka kurang diperhatikan.
Institut Teknologi Pertanian (ITP) Takalar merupakan salah satu kampus di Kabupaten Takalar yang berdiri sejak tahun 2019 hingga saat ini menjadi kampus yang memiliki tingkat kesejahteraan paling rendah. Gaji pokok, tunjangan, kesehatan hampir tidak ada sama sekali padahal semua itu tertuang dalam kontrak kerja saat akan menjadi dosen di kampus ini. Penghasilan dosen hanya ditentukan dengan jumlah mata kuliah beserta besaran sks yang dibebankan tiap semesternya. Selain itu, honor yang diberikan tidak pernah dibayar tepat waktu terkadang harus menunggu 1-2 semester berikutnya.
Hal-hal diatas yang memicu para dosen beberapa waktu lalu untuk melakukan aksi protes di kampus dengan menghadirkan wakil rektor sebagai pihak dari kampus ITP. Para dosen menuntut agar kesejahteraan mereka bisa betul-betul diperhatikan. Mereka pun kecewa akibat seringnya terlambatnya pembayaran dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Honor yang diberikan sering terdapat potongan-potongan yang tidak jelas arah dan tujuannya tanpa adanya transparansi serta maksud dan tujuan potongan tersebut.
Para dosen sangat menyayangkan pihak kampus kurang peka terhadap kesejahteraan dosen-dosen yang rela berkorban apa saja demi sebuah tanggungjawab mereka sebagai tenaga pendidik. Mereka sangat berharap agar pihak kampus memberikan honor yang layak agar kampus ITP pun juga ikut berkembang dan memberikan subangsi dalam pembangunan di bidang pendidikan khususnya di Kabupaten Takalar.(**)