Oleh : A. Ahmad Saransi
@sorotan
Masa depan sejarah tidak lagi hanya berbicara tentang masa lalu. Ia kini dipaksa untuk berhadapan dengan zaman di mana fakta-fakta empiris, yang selama ini menjadi fondasi kokohnya, justru terancam oleh kekuatan ilusi yang diciptakan mesin. Kita hidup dalam realitas baru, realitas yang bukan dibangun oleh kesaksian dan bukti, melainkan oleh algoritma yang bekerja senyap namun dominan.
Kecerdasan buatan, yang dahulu dielu-elukan sebagai mercusuar pencerahan, kini telah menjadi pedang bermata dua. Ia mampu menyajikan data dengan kecepatan tak terbayangkan, namun pada saat yang sama, ia juga sanggup menciptakan kebingungan yang sistematis. Disinformasi yang dipicu oleh AI bukanlah sekadar kabar bohong, melainkan ilusi yang terstruktur, dirancang untuk menenggelamkan batas antara fakta dan fiksi.
Dalam pusaran ini, sejarah menghadapi tantangan filosofis yang mendasar: bagaimana menjaga kesetiaan pada kebenaran empiris di tengah dunia yang semakin menyukai simulasi? Sejarawan bukan lagi sekadar penafsir arsip atau penyusun kronik. Mereka harus menjadi pengurai algoritma, detektif yang menelusuri jejak digital, sekaligus penjaga ingatan kolektif agar tidak terhapus oleh arsitektur kebingungan.
Sejarah tidak boleh kalah oleh algoritma. Sebab algoritma, betapapun canggihnya, hanya menyajikan bayangan yang dikalkulasi; sementara sejarah mengandung kedalaman moral, luka, harapan, dan pelajaran dari perjalanan manusia. Jika bangsa ini kehilangan pegangan pada kebenaran sejarahnya, maka ia akan berdiri di atas pasir ilusi yang mudah runtuh dan mudah diguncang.
Maka, masa depan sejarah adalah masa depan perjuangan mempertahankan otentisitas. Ia tidak lagi sekadar ilmu tentang masa lalu, tetapi menjadi benteng etis yang menegakkan peradaban. Karena hanya dengan berpijak pada fakta yang jujur, kita bisa menatap masa depan dengan arah yang jelas.
Sejarah, dengan segala kerentanannya, harus berani berkata di hadapan zaman algoritma: “Aku adalah kebenaran yang tak bisa kalian ganti dengan simulasi.”



0Komentar