GpWpGUr5TpO5GUYoTSOlGUM9TY==
Breaking
News

Kontroversi Terjemahan Kitab Taurat ke Bahasa Bugis Dialek Soppeng*

Ukuran huruf
Print 0

Ahmad Ahmad Saransi Sejarawan Asal Soppeng

Soppeng, Majalah Pro.co.id – Penerjemahan Kitab Taurat ke dalam bahasa Bugis dialek Soppeng oleh seorang konsultan asing, Mr. Douglas Laskowke, M.A., menimbulkan kontroversi dan protes dari berbagai kalangan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Sejumlah tokoh masyarakat menilai penerbitan terjemahan ini tidak relevan dengan kondisi sosial keagamaan setempat. Pasalnya, masyarakat Soppeng mayoritas beragama Islam dan sebagian Kristen, sementara tidak ada komunitas Yahudi yang menetap di wilayah tersebut.

Ahmad Saransi, sejarawan asal Soppeng sekaligus penerima penghargaan Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI tahun 2021, menyampaikan keprihatinannya atas langkah penerjemahan tersebut.

“Penerbitan ini sangat disesalkan, mengingat tidak ada penganut agama Yahudi di Soppeng. Jadi, apa urgensinya menerbitkan Taurat dalam dialek Bugis Soppeng?” ujarnya kepada wartawan.

Ahmad juga mengingatkan potensi bahaya dari literasi yang tidak bijak. “Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala saja, sedangkan satu buku bisa menembus ribuan kepala atau pemikiran orang,” tegasnya.

Masyarakat berharap pemerintah Kabupaten Soppeng bersama pihak terkait segera turun tangan untuk menyikapi persoalan ini. Mereka meminta agar penerbitan yang berpotensi memicu keresahan sosial dapat ditinjau kembali, demi menjaga kerukunan dan keharmonisan masyarakat lintas agama di Soppeng.

Hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah daerah maupun lembaga terkait belum memberikan keterangan resmi mengenai polemik tersebut. (**/Red)

Kontroversi Terjemahan Kitab Taurat ke Bahasa Bugis Dialek Soppeng*
Periksa Juga
Next Post

0Komentar

Tautan berhasil disalin